Hijrah Iblis: Cara Terbalik Membaca Hijrah

- Minggu, 27 November 2022 | 14:50 WIB
Hijrah Iblis: Cara Terbalik Membaca Hijrah (foto PojokMadura/ Ziyad Azad )
Hijrah Iblis: Cara Terbalik Membaca Hijrah (foto PojokMadura/ Ziyad Azad )

Oleh: Muhammad Ziyad Azad (*

Selama Iblis masih ada, rasisme akan terus bertahan. Ia merupakan aktor pertama yang memerankan pola rasial dalam ‘sejarah teks’ dan mendapat mandat kejahatan abadi dari Tuhan.

Desain tertua rasisme yang mengusik tubuh, sebetulnya sangat simpel. Iblis hanya diam. Ia tetap berdiri pada saat para malaikat bersujud demi menghormati Adam. Sebuah pembangkangan atas titah Tuhan.

Ulah Iblis yang menjengkelkan itu tidak lantas diselesaikan secara brutal, walau pun Tuhan sangat bisa melakukannya. Namun Tuhan yang maha bijaksana, dalam hal ini justru memilih jalan dialogis untuk mengusut tuntas insiden tersebut.

Baca Juga: Ini Dia 7 Elemen Hari Lahirmu yang Menunjukkan Sifat dan Karakter, Cek Selengkapnya!

Tuhan mengambil langkah cepat sebelum persoalannya menjadi luas. Maka, di hadapan semua yang hadir dalam sidang pengukuhan Adam sebagai خليفة فى الأرض (petugas bumi), Iblis diinterogasi.

Apa yang membuat Iblis enggan bersujud pada Adam? Kira-kira seperti itulah pertanyaan dasarnya. Ternyata diketahui, Iblis merasa lebih baik dari Adam. Penilaian subjektif itu terutama didasarkan pada perbandingan anasir terkait penciptaan di antara keduanya. Iblis tercipta dari unsur api.

Adam hanya dari tanah. Dari sisi kualitas memang jauh lebih hebat api dalam banyak hal. Api membantu pertumbuhan dan perkembangan organisme. Api memberi nyala terang untuk pencahayaan dan sebagainya. Begitu besar kegunaan api di atas semesta ini.

Tetapi Iblis salah. Menghormati Adam bukan persoalan hubungan komparatif antara api dan tanah, namun tentang ketaatan, juga tentang loyalitas pengabdian, bahkan tentang konsep kesetaraan di hadapan Kekuasaan Absolut. Seandainya Adam yang meminta… tetapi itu perintah Tuhan.

Dan Adam pun, pada akhirnya juga diberi instruksi yang sama: menghormati dan menyayangi sesama. Iblis tidak berpikir panjang. Pikirannya buntak. Itu karena Iblis memiliki wawasan yang kerdil. Kiranya hal-hal yang seperti inilah sehingga von Goethe pada suatu hari berpikir:

Yang paling berbahaya adalah orang yang setengah bodoh dan setengah bijak.

Iblis sudah berulang kali bertindak ceroboh namun mendapat remisi. Sebelumnya, menurut minoritas mufassir, insubordinasi Iblis sudah pernah tercermin melalui protesnya terkait pengukuhan Adam sebagai petugas bumi.

Iblis yang saat itu masih beridentitas sebagai malaikat, ia mengecam: “Mengapa Engkau menjadikan orang yang sering membuat keruskan dan menumpahkan darah sebagai petugas bumi? Sementara kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan menyucikan namamu.”

Komentar lancang Iblis ini dibalas Tuhan dengan santai, “Aku tahu semua yang kamu tidak tahu itu.” Simpel, tapi menendang. Kelak, pengetahuan inilah yang akan dinugerahkan kepada manusia dan menjadi satu-satunya faktor pembeda antara manusia dengan makhluk yang lain.

Halaman:

Editor: Moh. Bisri

Tags

Terkini

PMII, Hadiah Besar dari Tuhan

Jumat, 2 Desember 2022 | 06:30 WIB

Hijrah Iblis: Cara Terbalik Membaca Hijrah

Minggu, 27 November 2022 | 14:50 WIB

HALO PEREMPUAN: Indah Tubuhmu, Malang Nasibmu

Jumat, 25 November 2022 | 06:30 WIB

Terpopuler

X